Monday, 31 December 2012

Proyeksi Peta

      Peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil pada bidang datar. Suatu peta ‘idealnya’ harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut :
  • Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
  • Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
  • Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi
  • Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
      Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi diasumsikan sebagai bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang sebenarnya sehingga tidak semua persyaratan geometrik peta yang ‘ideal’ dapat dipenuhi.
PENGERTIAN PROYEKSI PETA
      Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta). Karena permukaan bumi fisis tidak teratur maka akan sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan langsung dari pengukuran. Untuk itu diperlukan pendekatan secara matematis (model) dari bumi fisis tersebut. Model matematis bumi yang digunakan adalah ellipsoid putaran dengan besaran-besaran tertentu. Maka secara matematis proyeksi peta dilakukan dari permukaan ellipsoid putaran ke permukaan bidang datar.
Gambar 1. Proyeksi Peta dari Permukaan Bumi ke Bidang Datar


Gambar 2. Koordinat Geografis dan Koordinat Proyeksi
      Proyeksi peta diperlukan dalam pemetaan permukaan bumi yang mencakup daerah yang cukup luas (lebih besar dari 30 km x 30 km) dimana permukaan bumi tidak dapat diasumsikan sebagai bidang datar. Dengan sistem proyeksi peta, distorsi yang terjadi pada pemetaan dapat direduksi sehingga peta yang dihasilkan dapat memenuhi minimal satu syarat geometrik peta ‘ideal’.
KLASIFIKASI DAN PEMILIHAN PROYEKSI PETA
      Proyeksi peta dapat diklasifikan menurut bidang proyeksi yang digunakan, posisi sumbu simetri bidang proyeksi, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik yang dipenuhi.
  1. Menurut Bidang Proyeksi yang digunakan, Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan gambaran permukaan bumi. Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah: Proyeksi Azhimutal (Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi); Proyeksi Kerucut atau Conic (Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi); Proyeksi Silinder atau cylindrical (Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi).
    Gambar 3. Jenis Proyeksi Peta
  2. Menurut Posisi Sumbu Simetri Bidang Proyeksi yang digunakanMenurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah: Proyeksi Normal atau Polar (Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bumi); Proyeksi Miring atau Oblique (Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi); Proyeksi Transversal atau Equatorial (Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bumi). 
    Gambar 4. Jenis Proyeksi Peta menurut bidang proyeksi dan posisi sumbu simetrinya
  3. Menurut Kedudukan Bidang Proyeksi Terhadap Bumi
    Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi : Proyeksi Tangent/Menyinggung (Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi); Proyeksi Secant/Memotong (Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi). 
    Gambar 5. Kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi
  4. Menurut Ketentuan Geometrik yang dipenuhi :
    Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi: Proyeksi Ekuidistan (Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)); Proyeksi Konform (Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi); Proyeksi Ekuivalen (Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)).
PEMILIHAN PROYEKSI PETA
       Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
  • Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan
  • Lokasi geografis dan luas wilayah yang akan dipetakan
  • Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan dipenuhi
Dalam melakukan pemilihan proyeksi peta sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
  • Pemetaan topografi suatu wilayah memanjang dengan arah barat-timur, umumnya menggunakan proyeksi kerucut, normal, konform, dan menyinggung di titik tengah wilayah yang dipetakan. Proyeksi seperti ini dikenal sebagai proyeksi LAMBERT. 
  • Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, umumnya menggunakan proyeksi silinder, transversal, konform, dan menyinggung meridian yang berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi Tranverse Mercator (TM) atau Universal Tranverse Mercator (UTM). 
  • Pemetaan wilayah di sekitar kutub, umumnya menggunakan proyeksi azimuthal, normal, konform. Proyeksi ini dikenal sebagai proyeksi stereografis. 
Sumber : Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota, Ira Mutiara A, ST

0 comments:

Post a Comment

 

tyastinyos Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template