![]() |
www.esri.com |
Teknik Geomatika adalah bidang ilmu
modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis dan
manajemen data spasial (berbasis lokasi). Data spatial didapat melalui
pengukuran terestris, laut, wahana angkasa dan sensor-sensor satelit
dengan beracuan pada kerangka dasar Geodesi. Termasuk juga proses
transformasi data spasial dari berbagai sumber pengukuran ke dalam suatu
sistem informasi dengan karakteristik ketelitian yang terdefinisi
dengan baik.
Definisi diatas bersumber kepada University of Calgary yg menjelaskan sbb :
“Geomatics Engineering is a modern
discipline, which integrates acquisition, modeling, analysis, and
management of spatially referenced data, i.e. data identified according
to their locations. Based on the scientific framework of geodesy, it
uses terrestrial, marine, airborne, and satellite-based sensors to
acquire spatial and other data. It includes the process of transforming
spatially referenced data from different sources into common information
systems with well-defined accuracy characteristics”.
Istilah ini tampaknya diciptakan oleh B. Dubuisson pada tahun 1969 dari kombinasi
istilah geodesi dan geoinformatik. Ini termasuk alat-alat dan teknik
yang digunakan dalam survei tanah, penginderaan jauh, kartografi, Sistem
Informasi Geografis (GIS), Global Navigation Satellite Systems (GPS,
GLONASS, GALILEO) fotogrametri, dan bentuk bentuk
terkait pemetaan bumi. Awalnya digunakan di Kanada, karena
mirip dalam bahasa Perancis dan bahasa Inggris, istilah geomatika
telah diadopsi oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi, Royal
Institution of Chartered Surveyor, dan banyak otoritas
internasional lainnya, meskipun beberapa(terutama di Amerika Serikat)
telah menunjukkan preferensi untuk teknologi geospasial (Wikipedia).
Kemajuan pesat, dan visibilitas meningkat, dari geomatika sejak 1990-an
telah dimungkinkan oleh kemajuan teknologi
komputer, ilmu komputer, dan rekayasa perangkat lunak,
serta pengamatan udara dan ruang teknologi penginderaan jauh.
Bidang geomatika antara lain mencakup bidang :
· laser scanning udara dan darat
· digital terrain model
· geodesi
· sistem informasi geografis
· data geospasial
· Global Positioning System
· hidrografi
· matematika geodesi
· navigasi
· jaringan kontrol
· fotogrametri
· posisi/lokasi
· penginderaan jauh
· pengukuran tanah
· nirkabel lokasi
TEKNIK GEOMATIKA BERSIAP MASUK FAKULTAS KEBUMIAN
ITS berencana membuka satu fakultas baru
lagi, yakni Fakultas Kebumian. Sebagai langkah awal, akan dibuka lebih
dulu program studi Geofisika dan Geologi jenjang S1 sebagai embrio
pembentukan fakultas baru tersebut. Diharapkan, pada semester depan,
kedua prodi ini dapat mulai dibuka.
Rektorat, ITSOnline – Saat ini, proposal
untuk pendirian program studi (prodi) Geofisika dan Geologi tersebut
masih digarap oleh tim ITS. Tim yang terdiri dari 5 orang ini diketuai
Dekan Fakultas Ilmu Matematika dan IPA (FMIPA) Dr Ir Triwikantoro MSc.
Sebab, kedua prodi baru ini sementara akan di bawah payung FMIPA.
Menurut Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo
MS PhD, rencana pendirian fakultas Kebumian di ITS ini sebenarnya
terhitung cukup lambat dapat direalisasikan. Sebab, ITS sudah lama
diminta Pemprov Jatim mendirikan fakultas yang membidangi ilmu kebumian
dan pertambangan ini ketika di bawah kepemimpinan Prof Soegiono (rektor
ITS sebelum Prof Muhammad Nuh DEA, red). “Sekarang ini harus segera kami
realisasikan, mengingat semakin banyaknya peristiwa-peristiwa alam yang
terjadi di sekitar kita yang butuh penanganan khusus,” tutur rektor
yang terbiasa disapa Probo ini.
Peristiwa alam tersebut antara lain,
gempa bumi yang berkali-kali terjadi di sejumlah daerah di Indonesia,
dan juga semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo yang sudah berlangsung dua
tahun ini tanpa henti. “Selain itu, juga cukup banyak kekayaan alam di
wilayah Indonesia timur yang bisa digali dan butuh penanganan lebih
lanjut berdasarkan keilmuan yang ada,” imbuhnya mengingatkan.
Apalagi, kata Probo, saat ini ITS juga
telah memiliki sejumlah program studi atau bidang ilmu yang terkait
dengan ilmu kebumian maupun pertambangan seperti geomatika, geofisika,
dan geologi. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk menunda pendirian
fakultas kebumian tersebut.
Sementara itu, Dekan FMIPA ITS, Dr Ir
Rernat Triwikantoro MSc mengatakan, bahwa proposal yang sedang
dikerjakan timnya ditargetkan sudah bisa diterima oleh Ditjen Pendidikan
Tinggi (Dikti) paling lambat semester depan. Sehingga, diharapkan pada
tahun ajaran 2009-2010, kedua prodi tersebut sudah terealisasi dan mulai
menerima mahasiswa baru. “Setelah nantinya kedua prodi ini berjalan 3-5
tahun ke depan, barulah kami usahakan sudah bisa terbentuk fakultas
kebumian di ITS ini,” jelas Triwikantoro.
Rencananya, selain kedua prodi tersebut,
di dalam Fakultas Kebumian juga akan dibuka prodi Geomatika dan
Perminyakan. “Nantinya ada beberapa program studi yang sudah ada dipecah
untuk dimasukkan ke fakultas kebumian ini,” ungkapnya. Prodi atau
bidang ilmu yang nantinya kemungkinan akan dipecah untuk masuk atau
diajarkan di Fakultas Kebumian antara lain, ilmu geofisika diambil dari
jurusan Fisika FMIPA, prodi Geomatika diambil dari FTSP, serta bidang
ilmu geologi yang diajarkan di jurusan Teknik Sipil, Teknik Kelautan dan
Fisika FMIPA. (humas/th@)